MEDIABARU.CO.ID — Penang, Malaysia. Forum Pasar Modal ASEAN (ACMF) sukses menggelar Rapat Ketua ke-42 yang dipimpin oleh Komisi Sekuritas Malaysia (SC) di kota bersejarah Penang, Malaysia, pada hari kemarin. Dalam pertemuan ini, ACMF menyetujui Strategic Thrusts dan sejumlah Prinsip Kunci untuk Rencana Aksi ACMF 2026-2030 (AP2026) yang akan diluncurkan pada Oktober 2025. AP2026 akan menjadi peta jalan lima tahun yang dirancang untuk lebih mengembangkan pasar modal ASEAN setelah berakhirnya Rencana Aksi ACMF 2021-2025 (AP2021). Rencana baru ini akan membangun keberhasilan AP2021 dan akan dikembangkan dengan melibatkan negara-negara anggota, mengumpulkan umpan balik dari berbagai pemangku kepentingan, serta memanfaatkan sumber daya ahli untuk memastikan relevansinya dengan tren pasar modal terkini.
Dalam rapat tersebut, ACMF juga menyambut kerja sama bantuan teknis baru dengan Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) untuk mengembangkan Roadmap Ekosistem Pasar Karbon. Selain itu, ACMF juga menjajaki kemungkinan kolaborasi untuk mengembangkan Kerangka Kerja Pembiayaan Iklim yang Berkelanjutan dan Tangguh (MARS) untuk meningkatkan langkah-langkah pembiayaan adaptasi iklim di kawasan ini.
Selain itu, pertemuan tersebut membahas pembaruan terkait inisiatif dalam kerangka ASEAN Collective Investment Schemes (CIS), dengan fokus pada Harmonisasi Standar Pengungkapan dan Revisi Nota Kesepahaman serta Standar CIS yang Memenuhi Syarat. Di sisi pengembangan kapasitas, ACMF menerima pembaruan mengenai acara Capacity Building di Hanoi, Vietnam pada 3 Desember 2024 mengenai Tata Kelola, Stewardship, dan Keberlanjutan, serta program ASEAN Young Regulators (AYR) yang melibatkan penugasan baru di MAS dan kegiatan pembangunan kapasitas internal di Phnom Penh, Kamboja.
Pertemuan ini juga mengakui perkembangan positif dalam pekerjaan terkait pengungkapan berkelanjutan dan terus melibatkan serta berkolaborasi dengan International Sustainability Standards Board (ISSB) yang berada di bawah naungan IFRS Foundation. Sebagai bagian dari upaya tersebut, ACMF turut hadir dalam presentasi dari Institute of Chartered Accountants of England and Wales (ICAEW) dan mengadakan dialog tingkat tinggi dengan ISSB melalui protokol ACMF-IFRS Foundation Dialogue on IFRS Sustainability Disclosure Standards (AID). Selain itu, pembaruan mengenai pelatihan teknis dan inisiatif untuk memperluas pemahaman tentang cara mengukur serta mengungkapkan emisi gas rumah kaca (GHG) juga telah disetujui.
Pertemuan ini juga mencatat kemajuan yang dicapai dalam ASEAN Taxonomy for Sustainable Finance, dengan Versi 3 yang mulai berlaku pada 20 Desember 2024. Selain itu, pembaruan juga diberikan mengenai Asia Green Transformation Consortium (Asia GX Consortium), sebuah kemitraan antara Financial Services Agency (FSA) Jepang, ASEAN Working Committee on Capital Market Development (WC-CMD), Asian Development Bank (ADB), dan berbagai peserta industri swasta.
ACMF juga menyoroti pentingnya berbagi informasi antar anggota mengenai perkembangan, kebijakan, dan kerangka regulasi terkait aset digital. Dalam hal ini, Komisi Sekuritas Thailand (SEC) dan SC berbagi pengalaman mereka terkait lisensi dan pengawasan aset digital.
Pada akhir pertemuan, ACMF mengucapkan terima kasih kepada Asian Development Bank (ADB), Sustainable Finance Institute Asia (SFIA), dan Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) atas dukungan dan bantuan teknis yang diberikan, serta keahlian, sumber daya, dan jaringan yang memungkinkan ACMF terus membuat kemajuan signifikan menuju pasar modal berkelanjutan di ASEAN.
Dengan berbagai pencapaian tersebut, ACMF tetap berkomitmen untuk mempercepat pengembangan pasar modal ASEAN yang lebih berkelanjutan, tangguh, dan terhubung guna mendukung pertumbuhan ekonomi regional yang inklusif dan berkelanjutan. (*)