MAKASSAR, MEDIABARU.CO.ID – Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sulawesi Bagian Selatan (Kanwil DJBC Sulbagsel) mencatat kinerja penerimaan dan pengawasan yang solid selama semester I tahun 2025. Dalam periode 1 Januari hingga 30 Juni 2025, total realisasi penerimaan negara mencapai Rp294,39 miliar atau 59,19% dari target tahunan sebesar Rp497,34 miliar.
Penerimaan tertinggi disumbangkan dari pos Bea Keluar yang melampaui target, yakni Rp37,44 miliar atau 102,87% dari target. Sementara itu, Bea Masuk mencapai 58,13% atau Rp214,18 miliar, dan Cukai sebesar Rp41,68 miliar atau 45,58% dari target yang ditetapkan. Capaian ini menunjukkan bahwa Bea Cukai Sulbagsel tetap menjaga kinerja fiskal di tengah tantangan ekonomi dan perdagangan global.
Selain sektor penerimaan, prestasi penindakan juga menonjol. Hingga 30 Juni 2025, Bea Cukai Sulbagsel telah melakukan 1.198 penindakan terhadap pelanggaran di bidang cukai, dengan nilai barang yang ditindak mencapai Rp19,52 miliar dan potensi penerimaan negara yang berhasil diselamatkan sebesar Rp14,71 miliar. Langkah ini menjadi bukti nyata komitmen Bea Cukai dalam menekan peredaran barang ilegal.
Dalam paradigma baru penegakan hukum, Bea Cukai mengedepankan pendekatan restorative justice melalui mekanisme Ultimum Remedium, yakni penyelesaian perkara melalui denda administratif untuk mendukung penerimaan negara. Selama Januari–Juni 2025, tercatat 56 penyelesaian perkara dengan total denda sebesar Rp5,76 miliar. Pendekatan ini dianggap lebih efektif dalam memulihkan kerugian negara dibandingkan pemidanaan semata.
Tak hanya fokus pada fiskal dan pengawasan, Bea Cukai Sulbagsel juga gencar memberdayakan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk mendorong ekspor. Salah satu inisiatif dilakukan melalui kolaborasi dengan Bank Syariah Indonesia (BSI) melalui Media Gathering di BSI UMKM Centre Makassar , Jalan Sungai Saddang lama, kamis, 24 Juli 2025.
Dalam kolaborasi tersebut, Bea Cukai Sulbagsel dan BSI memberikan pembekalan ekspor, strategi pembayaran internasional, serta akses pembiayaan kepada pelaku UMKM melalui program Intensive Collaboration Program Export Assistance dan Rebranding Cerita Ekspor 2025. Pendampingan dilakukan secara gratis dan berkelanjutan hingga akhir tahun demi memperkuat kapasitas ekspor pelaku usaha lokal.
Deputi Retail Finance System BSI Regional X Makassar, Naning Salasatain, menegaskan bahwa UMKM adalah sektor paling tangguh menghadapi krisis. Kolaborasi lintas sektor ini diharapkan dapat menjadikan UMKM Sulawesi Selatan sebagai pemain ekspor andal yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi daerah secara berkelanjutan. (sy)