MAKASSAR, MEDIABARU.CO.ID — Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Wilayah Sulawesi Selatan menunjukkan peningkatan pengawasan yang signifikan dalam mendukung kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) bertajuk APBN Anging Mammiri hingga akhir Mei 2025. Pengawasan ini menjadi bagian krusial dalam menjaga stabilitas fiskal serta melindungi masyarakat dari peredaran barang ilegal dan berbahaya.
Dalam keterangan resmi yang disampaikan pada konferensi pers di Gedung Keuangan Negara Makassar, Senin (23/6/2025), DJBC Sulsel mencatat penindakan terhadap lebih dari 10,15 juta batang hasil tembakau ilegal. Selain itu, sebanyak 5.345 liter Minuman Mengandung Etil Alkohol (MMEA) impor ilegal berhasil diamankan, menunjukkan komitmen kuat dalam pengendalian barang-barang konsumsi yang tidak sesuai ketentuan hukum.
Tak hanya itu, DJBC juga mencatat 17 kasus penindakan terhadap barang narkotika, psikotropika, dan prekursor (NPP) sepanjang Januari hingga Mei 2025. Meski angka ini menunjukkan penurunan 67,3% secara tahunan, langkah pencegahan tetap digalakkan secara proaktif sebagai bentuk perlindungan masyarakat dan penegakan hukum di sektor kepabeanan.
Kegiatan pengawasan ini juga selaras dengan fungsi DJBC dalam memfasilitasi industri legal melalui pengawasan dan penegakan aturan. Dalam konteks ini, penguatan sektor industri melalui pengawasan ketat atas barang masuk dan keluar menjadi jembatan dalam menjaga iklim usaha yang sehat dan kompetitif, serta menghindari persaingan usaha tidak adil akibat barang ilegal.
Sejalan dengan pengawasan ketat tersebut, kinerja penerimaan Kepabeanan dan Cukai Sulsel hingga Mei 2025 tercatat mencapai Rp132,90 miliar atau 37,81% dari target. Cukai menjadi salah satu sektor yang tumbuh positif dengan capaian Rp34,71 miliar atau meningkat 12,96% (yoy), meski penerimaan Bea Masuk menurun akibat minimnya aktivitas impor beras dan pergeseran operasional industri gula.
Bea Keluar justru melonjak signifikan sebesar 186,49% (yoy) mencapai Rp26,71 miliar, didorong oleh ekspor produk kakao dan kernel kelapa sawit. Kinerja ekspor ini menunjukkan bahwa selain pengawasan, DJBC juga berperan aktif dalam memperlancar aktivitas ekspor sebagai penggerak ekonomi Sulawesi Selatan di tengah tekanan global.
Kepala Kantor Wilayah DJBC Sulsel menegaskan bahwa pengawasan akan terus diperkuat dengan pendekatan teknologi informasi dan kolaborasi antarinstansi. “Tujuan utama kami bukan hanya meningkatkan penerimaan negara, tetapi juga menjaga masyarakat dari potensi bahaya barang ilegal yang beredar. Ini bagian dari tanggung jawab fiskal dan moral kami sebagai penjaga gerbang ekonomi negara,” tutupnya. (*)