Example 325x300
Internasional

Hamas Buat Israel Malu dengan Cara Pelepasan Sandera yang Teatrikal

×

Hamas Buat Israel Malu dengan Cara Pelepasan Sandera yang Teatrikal

Sebarkan artikel ini
foto © Copyright (c) 2016 TEMPO.CO

MEDIABARU.CO.ID — Hamas telah menggunakan cara yang dramatis dan penuh perencanaan untuk melepaskan para sandera Israel sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata di Gaza, yang membuat Israel terpojok di mata dunia. Dalam laporan yang diterbitkan oleh Wall Street Journal (WSJ) pada Ahad (2/2/2025), disebutkan bahwa Hamas sengaja membuat pelepasan sandera sebagai sebuah pertunjukan, dengan tujuan untuk mempermalukan Israel dan merusak reputasinya. Salah satu contoh dramatisnya adalah ketika dua sandera dilepaskan di dekat rumah almarhum petinggi Hamas, Yahya Sinwar, di Khan Younis pada Kamis (31/1/2025).

Pada Sabtu (1/2/2025), giliran sandera berdwikewarganegaraan Israel-AS, Keith Shmuel Segal, yang dilepaskan oleh Brigade Al-Qassam di pelabuhan Gaza. Adegan pelepasan ini berlangsung dengan pengamanan ketat oleh berbagai divisi militer Hamas, dan menjadi simbol pengingat bagi Israel bahwa Hamas masih memiliki kekuatan dan otoritas di Gaza. Bahkan, komandan Batalion Al-Shati, Haitham Al-Hawajri, yang sebelumnya diklaim tewas oleh Israel, turut hadir dalam upacara tersebut, menambah dramatisasi acara pelepasan tersebut.

Example 325x300

Di sisi lain, warga Palestina di pelabuhan Gaza merayakan pelepasan sandera ini dengan lemparan bunga dan pembagian permen, sebagai tanda kemenangan dan pembangkangan terhadap Israel. Hamas memilih pelabuhan Gaza sebagai lokasi pelepasan untuk menunjukkan simbolisme kekuatan mereka, meskipun Israel terus melancarkan operasi militer di wilayah tersebut.

Sementara itu, di Tel Aviv, siaran langsung pembebasan sandera oleh Hamas mengejutkan warga Israel. Meskipun trauma dari serangan 7 Oktober 2023 masih terasa, banyak yang bertepuk tangan saat melihat sandera yang dilepaskan. Hal ini memicu skeptisisme di kalangan masyarakat Israel, yang semakin meragukan klaim pemerintah bahwa Hamas telah hancur akibat operasi militer Israel selama 15 bulan terakhir.

Strategi Hamas dalam membuat pelepasan sandera ini juga diperkirakan akan menyulitkan proses negosiasi di masa depan, serta mengancam potensi gencatan senjata jangka panjang. Yossi Kuperwasser, mantan pejabat intelijen Israel, menilai bahwa aksi teatrikal Hamas ini dapat berbalik menjadi bumerang, sementara Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengkritik cara Hamas tersebut dan mendesak mediator agar memastikan bahwa tahanan Israel dihormati dalam kesepakatan-ke-sapakan mendatang.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 1654x355