Example 325x300
Berita

OJK Dorong Inklusi Keuangan Difabel Lewat Pelatihan Sensitivitas PUJK

×

OJK Dorong Inklusi Keuangan Difabel Lewat Pelatihan Sensitivitas PUJK

Sebarkan artikel ini

MAKASSAR, MEDIABARU.CO.ID – Upaya peningkatan inklusi keuangan bagi penyandang disabilitas terus digencarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar). Melalui pelatihan sensitivitas bagi Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK), OJK menekankan pentingnya pelayanan yang ramah dan setara bagi nasabah difabel.

Kegiatan ini tak hanya sebatas sosialisasi Pedoman SETARA, tetapi juga menjadi ruang pelatihan langsung bagi insan PUJK, mulai dari petugas layanan hingga pengambil kebijakan di lembaga keuangan. Tujuannya, agar mereka memahami kebutuhan spesifik nasabah difabel secara menyeluruh.

Example 325x300

Plh Ketua OJK Sulselbar, Budi Susetyo, menyoroti minimnya kepemilikan rekening di kalangan difabel. Dari 17,8 juta penyandang disabilitas di Indonesia, hanya sekitar 24,3 persen yang memiliki rekening bank. Sementara di Sulsel, dari sekitar 171 ribu difabel, baru 33,7 persen tercatat sebagai nasabah bank.

Budi menegaskan bahwa inklusi keuangan tidak bisa dilakukan secara parsial. Diperlukan keterlibatan aktif PUJK dalam menyediakan infrastruktur yang mendukung, mulai dari jalur akses, formulir braille, hingga layanan digital yang ramah difabel.

“Prinsip kita jelas: tidak boleh ada yang tertinggal. Inklusi berarti menghadirkan rasa setara, baik dalam pelayanan fisik maupun digital,” ujarnya.

Sementara itu, pemateri dari OJK Pusat, Puji Iman Siagian, menjelaskan bahwa Pedoman SETARA dirancang fleksibel agar bisa disesuaikan dengan kapasitas masing-masing PUJK. Namun, semangat utamanya tetap sama: memberi layanan finansial yang aman dan nyaman bagi semua kalangan, termasuk difabel.

Dengan transformasi digital yang terus berkembang, OJK juga mendorong inovasi berbasis teknologi untuk membuka lebih banyak peluang akses keuangan bagi difabel. Potensi ekonomi penyandang disabilitas yang selama ini belum tergarap maksimal dinilai bisa menjadi kekuatan baru dalam pembangunan inklusif nasional. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 1654x355