MAKASSAR, MEDIABARU.CO.ID — 9 Mei 2025, Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar) terus memperkuat peran strategisnya dalam meningkatkan literasi dan perlindungan konsumen di sektor jasa keuangan. Sepanjang Januari hingga April 2025, OJK Sulselbar telah melaksanakan 61 kegiatan edukasi keuangan yang menjangkau lebih dari 513.648 peserta dari berbagai lapisan masyarakat. Langkah ini merupakan bentuk komitmen nyata OJK dalam menciptakan masyarakat yang cerdas finansial serta mampu mengakses layanan keuangan secara bijak.
Kegiatan edukasi tersebut mencakup berbagai bentuk pelaksanaan, mulai dari sosialisasi, pelatihan Training of Trainers (ToT), workshop, hingga program literasi tematik. Sasaran utamanya meliputi pelajar, mahasiswa, pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), perempuan, pekerja lintas sektor, hingga masyarakat umum. Pelajar dan mahasiswa menunjukkan antusiasme tinggi, menjadi kelompok dengan partisipasi terbesar dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan.
Menurut Kepala OJK Sulselbar, Moh Muchlasin, program edukasi ini tidak hanya menyasar pemahaman dasar mengenai produk dan layanan keuangan, tetapi juga menanamkan pemahaman terkait perlindungan konsumen, mitigasi risiko penipuan keuangan, dan pentingnya perencanaan keuangan yang sehat. “Kami ingin membentuk generasi yang tidak hanya melek keuangan, tetapi juga tangguh menghadapi risiko keuangan yang makin kompleks di era digital,” ujar Muchlasin.
Sejalan dengan semangat memperluas jangkauan literasi, OJK Sulselbar akan menggelar program Bulan Literasi Keuangan (BLK) pada Juli hingga Agustus 2025. Kegiatan ini dirancang untuk memperkuat sinergi dengan Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK) di wilayah Sulawesi Selatan. Tujuannya, memperluas cakupan edukasi ke lebih banyak lapisan masyarakat, termasuk di daerah terpencil dan wilayah yang masih rendah tingkat inklusi keuangannya.
Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, OJK juga mencanangkan program “OJK Peduli”. Program ini akan melibatkan pembentukan Duta Literasi Keuangan yang akan diberikan pelatihan secara intensif melalui ToT. Para duta ini nantinya akan menjadi ujung tombak dalam menyampaikan edukasi keuangan di tengah masyarakat secara lebih masif dan berkelanjutan, dengan harapan tercipta efek pengganda (multiplier effect) yang signifikan.
Program literasi ini turut menyasar pelaku UMKM, yang selama ini masih banyak bergantung pada informasi terbatas dalam pengelolaan keuangan usahanya. Dengan adanya pelatihan kecakapan finansial, UMKM diharapkan mampu lebih mandiri dalam mengelola pembiayaan, menghindari praktik rentenir, serta memanfaatkan layanan keuangan formal yang tersedia secara optimal untuk pengembangan usaha mereka.
Muchlasin menyampaikan optimismenya bahwa program-program edukasi dan perlindungan konsumen yang dijalankan OJK akan menjadi pondasi penting bagi terbentuknya masyarakat yang inklusif secara keuangan. “Kami berharap masyarakat Sulawesi Selatan dan Barat tidak hanya bisa mengakses layanan keuangan, tetapi juga menjadi pengguna yang bijak dan terlindungi. Dengan begitu, sistem keuangan nasional dapat tumbuh secara berkelanjutan dan adil,” pungkasnya. (*)