JAKARTA, MEDIABARU.CO.ID – Nikita Mirzani, selebritas yang baru-baru ini ditahan atas kasus pemerasan dan tindak pidana pencucian uang, menunjukkan ekspresi senyum semringah saat digiring oleh polisi pada Selasa (4/3/2025). Senyum yang tampak di wajahnya saat itu menjadi sorotan publik, mengingat situasi yang dihadapinya tidaklah sederhana. Nikita yang mengenakan baju oranye, terlihat santai dan bahkan sempat menyapa wartawan yang menunggunya, menjawab beberapa pertanyaan dengan nada ringan, “Ya nggak gimana-gimana (baju orens). Mau gimana?” katanya di Polda Metro Jaya.
Namun, senyum yang ditunjukkan oleh Nikita Mirzani saat itu tidak luput dari perhatian para ahli. Pakar ekspresi, Dody Triasmara, memberikan penjelasan tentang arti senyuman semringah tersebut. Menurut Dody, senyuman yang terlihat dari Nikita bukanlah senyum tulus, melainkan tampak seperti sebuah usaha untuk terlihat tenang. “Kalau dilihat dari senyumnya, itu kan bukan senyum yang benar-benar smile, tapi lebih berusaha untuk dibuat,” jelas Dody.
Dody juga mengamati gerakan tubuh lainnya, seperti pupil mata Nikita yang tampak agak membelalak dan hidung yang membesar. Hal ini, menurut Dody, menunjukkan adanya ketakutan yang terselubung di balik ekspresi tersebut. “Jadi ada ketakutan di situ karena yang dihadapi ini kan case-nya juga bukan case yang sederhana,” ujar Dody.
Menanggapi ekspresi Nikita, Dody mengatakan bahwa selebritas tersebut saat ini berada dalam tekanan besar, terutama setelah ia ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus serius ini. “Itu membuat dia masuk dalam kondisi pressure yang luar biasa,” tambahnya. Tekanan ini semakin berat mengingat Nikita dan asistennya, Mail Syahputra, ditahan selama 20 hari di Polda Metro Jaya.
Meskipun Nikita berusaha terlihat santai dan tidak tertekan, pengamat percaya bahwa senyum tersebut mungkin adalah taktik untuk menutupi perasaan cemas dan takut yang sebenarnya ada di dalam dirinya. Dalam menghadapi masalah hukum yang besar, tak jarang orang menunjukkan ekspresi yang tidak sesuai dengan perasaan mereka untuk mengalihkan perhatian publik. (*)
