Example 325x300
Ekobis

Perekonomian Global berjalan lambat, Kondisi Sektor Jasa Keuangan Stabil di Triwulan Ke2 tahun 2024

×

Perekonomian Global berjalan lambat, Kondisi Sektor Jasa Keuangan Stabil di Triwulan Ke2 tahun 2024

Sebarkan artikel ini

MAKASSAR, MEDIABARU.CO.ID — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) beberapa waktu lalu pada 28 Agustus 2024.

Dalam kegiatan tersebut, Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar menyampaikan bahwa, pertumbuhan ekonomi yang masih baik tercermin dari peningkatan kinerja emiten di Triwulan 2 2024.

Example 325x300

Hal ini dapat terlihat dari pendapatan dan penyerapan tenaga kerja yang tumbuh masing-masing sebesar 4,94 persen dan 2,73 persen yoy (Triwulan 1 2024: 2,64 persen\ dan 2,29 persen).

“Namun demikian, perlu dicermati pemulihan daya beli yang saat ini berlangsung relatif lambat,” ujar Mahendra Siregar.

Sektor jasa keuangan terjaga stabil didukung oleh tingkat permodalan yang kuat dan likuiditas memadai di tengah ketidakpastian global akibat tensi geopolitik serta perlambatan perekonomian global.

Menurut Mahendra, tensi geopolitik global terpantau meningkat sejalan dengan tingginya dinamika politik di AS menjelang pemilihan presiden di November 2024, serta potensi instabilitas di Timur Tengah dan di Rusia akibat eskalasi perang di wilayah perbatasan Ukraina.

“Selain itu, pelemahan demand secara global turut menyebabkan harga komoditas melemah,” tutur Mahendra.

Kinerja perekonomian global secara umum masih melemah dengan tingkat inflasi yang cenderung termoderasi. Kondisi tersebut diiringi dengan cooling down pasar tenaga kerja AS yang mendorong The Fed bersikap dovish, sehingga meningkatkan ekspektasi penurunan suku bunga kebijakan di 2024.

Di Eropa, indikator perekonomian masih belum solid di tengah inflasi yang persisten. Pasar mengekspektasikan Bank Sentral Eropa (ECB) akan menurunkan suku bunga pada pertemuan September 2024.

Di Tiongkok, pertumbuhan ekonomi melambat dengan decoupling demand dan supply yang terus berlanjut. Hal ini mendorong pemerintah dan bank sentral terus mengeluarkan stimulus fiskal dan moneter.

Di tengah perkembangan tersebut, yield UST secara umum menurun dan dollar index melemah dipengaruhi terutama oleh ekspektasi penurunan suku bunga kebijakan oleh The Fed dalam waktu dekat.

Hal ini mendorong mulai terjadinya aliran masuk modal (inflow) ke negara emerging market, termasuk Indonesia, sehingga pasar keuangan emerging market mayoritas menguat terutama di pasar obligasi dan nilai tuk

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 1654x355