JAKARTA, MEDIABARU.CO.ID — 5 Maret 2025. Meskipun tantangan ekonomi global terus membayangi, pasar modal, derivatif, dan bursa karbon Indonesia menunjukkan kinerja yang relatif positif. Berdasarkan laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 26 Februari 2025, pasar saham domestik mencatatkan penurunan signifikan dengan indeks turun 11,80% pada Februari 2025, namun nilai transaksi harian pasar saham menunjukkan tren meningkat dengan rata-rata Rp11,60 triliun per hari sepanjang tahun berjalan. Hal ini menunjukkan likuiditas pasar yang tetap terjaga meskipun terjadi penurunan pada beberapa sektor, terutama energi dan infrastruktur.
Di sisi obligasi, pasar menunjukkan tren yang lebih stabil. Indeks pasar obligasi ICBI tercatat naik sebesar 1,14% bulan ini dan 1,92% secara year-to-date. Yield Surat Berharga Negara (SBN) juga mengalami penurunan, dengan investor non-resident tercatat melakukan pembelian bersih sebesar Rp8,86 triliun pada bulan Februari 2025. Meskipun ada penurunan di pasar obligasi korporasi, di mana non-resident mencatatkan penjualan bersih, pasar obligasi domestik tetap menunjukkan daya tarik bagi para investor.
Perkembangan positif juga tercatat di pasar modal dengan penghimpunan dana melalui Penawaran Umum. Hingga akhir Februari 2025, nilai Penawaran Umum yang tercatat mencapai Rp20,74 triliun, yang didapatkan melalui satu Penawaran Umum Terbatas dan 11 Penawaran Umum Berkelanjutan. Selain itu, terdapat 123 pipeline Penawaran Umum dengan perkiraan nilai indikatif sebesar Rp42,56 triliun, yang menunjukkan optimisme para pelaku pasar terhadap prospek pasar modal Indonesia.
Sektor Securities Crowdfunding (SCF) juga mengalami pertumbuhan yang signifikan. Sejak ketentuan SCF diberlakukan, telah tercatat 18 penyelenggara yang mendapat izin dari OJK dan mengumpulkan dana sebesar Rp1,43 triliun melalui 759 penerbitan efek. Ini menunjukkan minat yang besar dari investor individu dan perusahaan untuk berpartisipasi dalam pasar modal yang semakin inklusif. Keberhasilan SCF ini berpotensi memperdalam akses pembiayaan bagi perusahaan-perusahaan kecil dan menengah di Indonesia.
Tidak hanya di pasar modal, pasar karbon Indonesia juga berkembang pesat. Bursa Karbon yang diluncurkan pada September 2023 telah berhasil menarik 110 pengguna jasa dan mencapai volume transaksi karbon sebesar 1.578.443 ton CO2e, dengan nilai akumulasi mencapai Rp77,25 miliar. OJK berfokus untuk meningkatkan penawaran kredit karbon dengan mendukung program hilirisasi pemerintah dan memperdalam pasar karbon melalui kerjasama dengan fasilitas pembangkit listrik energi terbarukan. Inisiatif ini diharapkan dapat mendukung pertumbuhan pasar karbon yang semakin penting dalam upaya pengurangan emisi global. (*)