MAKASSAR, MEDIABARU.CO.ID – Kantor OJK Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat melaporkan bahwa stabilitas sektor jasa keuangan di Provinsi Sulawesi Selatan tetap terjaga dengan pertumbuhan yang positif, meskipun menghadapi tantangan perekonomian global dan domestik. Kinerja intermediasi yang kontributif dan profil risiko yang terkendali menjadi faktor penting yang mendukung stabilitas ini, sejalan dengan perkembangan stabilitas sektor jasa keuangan (SJK) secara nasional, seperti yang disampaikan dalam hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan OJK pada 26 Februari 2025.
Di tengah kinerja sektor jasa keuangan yang positif, perkembangan pasar modal di Sulawesi Selatan menunjukkan angka yang menggembirakan. Pada Desember 2024, total Single Investor Identification (SID) di pasar modal Provinsi Sulawesi Selatan mencapai 400.517 SID, tumbuh sebesar 25,68 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini menunjukkan semakin meningkatnya minat masyarakat Sulawesi Selatan terhadap investasi di pasar modal.
Dari total investor pasar modal tersebut, mayoritas investor adalah mereka yang berinvestasi melalui produk reksa dana, yang mencapai 382.599 SID atau tumbuh sebesar 26,12 persen (yoy). Hal ini mencerminkan tingginya minat masyarakat untuk berinvestasi di instrumen yang relatif lebih aman dan dikelola oleh manajer investasi profesional. Reksa dana menjadi pilihan utama bagi banyak investor, terutama bagi mereka yang baru memulai investasi.
Selain itu, nilai transaksi saham di Provinsi Sulawesi Selatan juga menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Sampai dengan Desember 2024, nilai transaksi saham tercatat sebesar Rp22,64 triliun, mengalami peningkatan sebesar 20,19 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023. Peningkatan transaksi saham ini mencerminkan semakin aktifnya masyarakat dalam berpartisipasi di pasar modal, yang juga berkontribusi pada penguatan perekonomian daerah.
Melihat tren pertumbuhan ini, OJK Sulsel berharap pasar modal di Sulawesi Selatan dapat terus berkembang dengan baik, mendorong inklusi keuangan yang lebih luas, dan memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk memperoleh manfaat dari investasi yang dikelola dengan baik. (*)
