MAKASSAR, MEDIABARU.CO.ID — 9 Mei 2025. Di tengah meningkatnya risiko ketidakpastian ekonomi global dan domestik, sektor jasa keuangan di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) menunjukkan kinerja yang stabil dan resilien. Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat menilai bahwa stabilitas ini berperan penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi baik di tingkat regional maupun nasional. Kinerja positif tercermin dari pertumbuhan yang konsisten di berbagai sektor jasa keuangan seperti perbankan, pasar modal, asuransi, dan lembaga pembiayaan lainnya.
Hingga Maret 2025, industri perbankan di wilayah Sulampua (Sulawesi Selatan, Maluku, dan Papua) mencatat pertumbuhan positif secara tahunan (year-on-year/yoy) pada total aset, Dana Pihak Ketiga (DPK), dan penyaluran kredit. Total aset tumbuh sebesar 5,91 persen menjadi Rp204,99 triliun, DPK naik 6,55 persen mencapai Rp137,34 triliun, dan penyaluran kredit meningkat 3,76 persen menjadi Rp165,78 triliun. Pertumbuhan ini menjadi indikator bahwa sektor perbankan tetap mampu memberikan kontribusi nyata terhadap aktivitas perekonomian masyarakat.
Kredit konsumtif mencatatkan pertumbuhan paling signifikan sebesar 8,27 persen dengan total penyaluran mencapai Rp76,89 triliun dan rasio Non-Performing Loan (NPL) rendah di angka 1,65 persen. Sementara itu, kredit produktif mengalami pertumbuhan sebesar 0,20 persen dengan total penyaluran mencapai Rp89,39 triliun dan rasio NPL sebesar 3,90 persen. Kondisi ini mencerminkan kualitas kredit yang relatif terjaga, serta optimisme pelaku usaha dan masyarakat dalam mengakses pembiayaan.
Selain menjaga stabilitas sektor keuangan, OJK Sulselbar juga aktif dalam kegiatan edukasi dan perlindungan konsumen. Sejak Januari hingga April 2025, sebanyak 61 kegiatan edukasi keuangan telah dilaksanakan dengan menjangkau lebih dari 513.000 peserta dari berbagai kalangan. Program ini difokuskan pada peningkatan literasi keuangan, khususnya bagi pelajar, mahasiswa, UMKM, perempuan, dan pekerja lintas sektor. Antusiasme peserta mencerminkan tingginya minat masyarakat dalam memahami dan mengakses layanan keuangan secara bijak.
Ke depan, OJK merencanakan pelaksanaan program Bulan Literasi Keuangan (BLK) pada Juli hingga Agustus 2025 serta peluncuran program “OJK Peduli” yang mencakup pembentukan Duta Literasi Keuangan dan pelatihan ToT. Program ini diharapkan mampu memperluas jangkauan edukasi dan menciptakan multiplier effect dalam literasi keuangan masyarakat secara merata di seluruh wilayah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.
Dalam upaya memperluas akses keuangan berbasis potensi lokal, OJK bekerja sama dengan Pemerintah Daerah dan pelaku usaha jasa keuangan mengimplementasikan berbagai program strategis. Salah satunya adalah Program Pemberdayaan Ekosistem Bisnis UMKM melalui Klasterisasi yang telah menjangkau 19.526 debitur dengan total kredit Rp681,9 miliar, terutama di sektor pertanian dan kehutanan. Program ini bertujuan mendukung hilirisasi produk UMKM dan memperkuat daya saing ekonomi lokal.
Tak hanya itu, program PHINISI (Penghapusan Ikatan Rentenir di Sulselbar) juga terus menunjukkan dampak signifikan, dengan pembiayaan yang telah mencapai Rp30,53 triliun kepada lebih dari 950 ribu rekening. Selain itu, pengembangan ekonomi komoditas unggulan seperti Pisang Cavendish juga terus berjalan. Sampai Maret 2025, program ini telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp7,24 miliar kepada 77 petani di enam kabupaten/kota dengan cakupan lahan 73,5 hektare, terbesar di Kabupaten Bone. (*)