MAKASSAR, MEDIABARU.CO.ID — Kantor OJK Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat melaporkan bahwa sektor jasa keuangan di wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua) tetap terjaga stabil dan resilient, meskipun ada dinamika perekonomian global dan domestik. Salah satu sektor yang menunjukkan kinerja positif adalah sektor perbankan di Sulawesi Selatan, dengan pertumbuhan yang menggembirakan pada total aset, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), dan penyaluran kredit.
Pada November 2024, total aset perbankan di Sulawesi Selatan tercatat tumbuh 8,38 persen (yoy), mencapai Rp204,55 triliun. Penghimpunan DPK juga mengalami peningkatan signifikan sebesar 8,69 persen (yoy), yang mencapai Rp135,75 triliun. Penyaluran kredit, yang mendukung kegiatan ekonomi produktif, tercatat tumbuh sebesar 5,43 persen (yoy), dengan total kredit mencapai Rp164,35 triliun. Kredit produktif masih mendominasi penyaluran kredit di Sulawesi Selatan, mencapai 54,52 persen dari total kredit yang disalurkan.
Kinerja intermediasi perbankan Sulawesi Selatan juga terjaga dengan baik, tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) yang mencapai 123,28 persen. Sementara itu, tingkat rasio kredit bermasalah (NPL) tetap berada di level aman, yakni 2,90 persen. Pertumbuhan sektor perbankan ini menunjukkan bahwa sistem keuangan di wilayah ini tetap sehat dan mampu memberikan dukungan terhadap perekonomian regional yang terus berkembang.
Selain itu, perbankan syariah di Sulawesi Selatan juga mencatatkan kinerja yang sangat positif. Pada November 2024, aset perbankan syariah tumbuh sebesar 20,42 persen (yoy), mencapai Rp16,50 triliun, dengan penghimpunan DPK yang meningkat 20,46 persen menjadi Rp11,60 triliun. Penyaluran pembiayaan pada sektor ini juga tumbuh pesat, sebesar 20,09 persen, dengan total pembiayaan mencapai Rp13,98 triliun. Perbankan syariah menunjukkan kinerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan perbankan konvensional di wilayah ini.
Kredit usaha mikro di Sulawesi Selatan turut mengalami perkembangan yang signifikan, dengan total penyaluran mencapai Rp61,99 triliun atau tumbuh 2,84 persen (yoy). Kredit UMKM di wilayah ini didominasi oleh kredit usaha mikro, yang mencapai Rp34,62 triliun, berkontribusi sebesar 55,85 persen dari total kredit UMKM. Secara keseluruhan, kredit UMKM telah disalurkan kepada 912.128 debitur, menunjukkan betapa pentingnya sektor ini dalam mendukung perekonomian daerah melalui pemberdayaan pelaku usaha mikro. (*)
