Example 325x300
Ekobis

Tantangan Pelindungan Konsumen di Sektor Keuangan: OJK Soroti Indeks Literasi dan Inklusi Keuangan di Media Gathering 2024

×

Tantangan Pelindungan Konsumen di Sektor Keuangan: OJK Soroti Indeks Literasi dan Inklusi Keuangan di Media Gathering 2024

Sebarkan artikel ini

JAKARTA, MEDIABARU.CO.ID – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar) menggelar media gathering pada tanggal 1-3 desember tahun 2024, yang dihadiri oleh 40 wartawan dari Makassar.

Kegiatan yang berlangsung di salah satu hotel di Jakarta ini bertujuan untuk memberikan edukasi mengenai tantangan yang dihadapi dalam pelindungan konsumen di sektor jasa keuangan. Kepala OJK Sulselbar, Darwisman, mengungkapkan beberapa data penting terkait perkembangan sektor keuangan Indonesia dan tantangan yang harus dihadapi untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di masyarakat.

Example 325x300

Salah satu tantangan utama yang disampaikan oleh Darwisman adalah terkait dengan jumlah Penyedia Jasa Keuangan (PUJK) yang mencapai 3.207 per Mei 2024. Meskipun sektor keuangan Indonesia terus berkembang, jumlah PUJK yang begitu besar menuntut perlunya pengawasan yang ketat dan transparansi informasi agar konsumen dapat terlindungi dengan baik. Dalam menghadapi hal ini, OJK terus berupaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan untuk memastikan masyarakat dapat memahami berbagai produk dan layanan yang ditawarkan oleh industri keuangan.

Darwisman juga membahas hasil Indeks Literasi Keuangan yang mencatatkan angka 65,43% pada 2024. Angka ini menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia sudah mulai memahami konsep dasar keuangan, namun masih banyak ruang untuk perbaikan. Meskipun mengalami peningkatan, angka tersebut masih jauh dari harapan untuk menciptakan masyarakat yang sepenuhnya terdidik secara finansial. Oleh karena itu, OJK terus menggencarkan upaya-upaya edukasi melalui berbagai kanal, termasuk media, agar masyarakat semakin terampil dalam mengelola keuangan mereka.

Selain itu, Darwisman juga mencatatkan pencapaian Indeks Inklusi Keuangan yang mencapai 75,02% pada 2024. Angka ini menunjukkan bahwa lebih banyak masyarakat Indonesia yang terjangkau oleh layanan keuangan formal, tetapi masih ada sebagian besar penduduk yang belum sepenuhnya memanfaatkan layanan tersebut. Menurutnya, peningkatan inklusi keuangan menjadi kunci untuk memastikan bahwa seluruh lapisan masyarakat, khususnya generasi Z dan milenial, dapat mengakses produk dan layanan keuangan yang aman dan sesuai dengan kebutuhan mereka.

Dalam kaitannya dengan demografi penduduk Indonesia, Darwisman menyoroti fakta bahwa lebih dari 270 juta orang Indonesia, dengan lebih dari 50% didominasi oleh generasi Z dan milenial, menjadi tantangan tersendiri bagi sektor keuangan. “Generasi muda ini lebih cenderung menggunakan teknologi dan internet untuk mengakses layanan keuangan, yang menuntut sektor keuangan untuk lebih adaptif terhadap perubahan tersebut,” ujar Darwisman. Generasi Z dan milenial diharapkan dapat memanfaatkan layanan digital, tetapi mereka juga perlu mendapatkan edukasi yang cukup untuk menghindari risiko keuangan.

Darwisman juga mengungkapkan hasil survei terbaru yang menunjukkan lebih dari 221 juta orang di Indonesia sudah menjadi pengguna internet per Januari 2024. Meskipun demikian, tingkat literasi digital Indonesia masih tergolong “sedang”, dengan skor 3,54 pada skala 1-5 pada tahun 2022. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun banyak orang sudah terhubung dengan internet, masih ada kesenjangan dalam hal pemahaman dan kemampuan menggunakan teknologi secara efektif, terutama dalam konteks transaksi dan investasi digital.

Untuk mengatasi tantangan ini, OJK berupaya meningkatkan literasi digital dengan menyelenggarakan program edukasi yang menyasar generasi muda, agar mereka lebih memahami pentingnya pengelolaan keuangan yang cerdas melalui teknologi. “Kami harus memastikan bahwa setiap orang, terutama yang menggunakan internet dan layanan digital, dapat mengakses informasi yang akurat dan aman mengenai produk keuangan,” ujar Darwisman. Upaya ini juga bertujuan untuk menutup gap dalam pemahaman dan mengurangi angka 9,59% yang tercatat dalam hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024.

Melalui media gathering ini, OJK berharap dapat memperluas pemahaman wartawan mengenai tantangan pelindungan konsumen di sektor keuangan serta pentingnya edukasi untuk meningkatkan literasi keuangan dan digital. Dengan peran aktif media, informasi mengenai perlindungan konsumen dan pengelolaan keuangan yang bijak dapat tersebar luas, sehingga masyarakat Indonesia, terutama generasi muda, dapat membuat keputusan finansial yang lebih cerdas dan aman. (ich)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 1654x355