MAKASSAR, MEDIABARU.CO.ID — Maret 2024. Kantor OJK Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat menyimpulkan stabilitas kinerja sektor jasa keuangan di Provinsi Sulawesi Selatan tetap terjaga diiring dengan pertumbuhan yang positif. Stabilitas ini didukung oleh kinerja intermediasi yang kontributif dan profil risiko yang terkendali. Hal ini sejalan dengan Stabilitas Sektor Jasa Keuangan (SJK) secara nasional yang ikut terjaga, di tengah tantangan perekonomian global dan domesitik berdasarkan hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan OJK pada 26 Februari 2025.
Perkembangan Sektor Perbankan
Sektor Perbankan di Provinsi Sulawesi Selatan menunjukkan pertumbuhan positif. Pada posisi Januari 2025, total aset perbankan tumbuh sebesar 5,59 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp200,37 triliun. Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 6,21 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp134, 73 triliun. DPK di Provinsi Sulawesi Selatan didominasi oleh tabungan dengan share 59,76 persen. Adapun kredit yang disalurkan tumbuh sebesar 4,61 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp163,91 triliun. Penyaluran kredit di Sulawesi Selatan masih didominasi oleh penyaluran kredit produktif sebesar 53,98 persen, namun dari sisi pertumbuhan kredit didorong oleh kredit konsumtif yang tumbuh sebesar 9,73 persen. Jika dilihat berdasarkan sektor ekonomi, kredit yang disalurkan pada sektor perdagangan besar dan eceran memiliki porsi terbesar dengan share 23,18 persen.
Kinerja intermediasi perbankan di Sulsel terjaga dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) 123,92 persen dan tingkat rasio kredit bermasalah berada di level 2,83 persen.
Di sisi lain Perbankan Syariah menunjukkan pertumbuhan yang lebih tinggi pada posisi Januari 2025. Hal ini tercermin dari aset perbankan syariah yang tumbuh sebesar 20,62 persen (yoy) menjadi Rp16,80 triliun, dengan penghimpunan DPK yang tumbuh 17,74 persen menjadi Rp11,88 triliun dan penyaluran pembiayaan yang juga tumbuh sebesar 20,05 persen (yoy) menjadi Rp14,32 triliun. Tingkat intermediasi perbankan Syariah berada pada level 120,50 persen dengan tingkat NPF pada level 2,20 persen.
Kredit usaha mikro mendominasi penyaluran Kredit UMKM
Realisasi kredit kepada UMKM di Sulsel tumbuh sebesar 1,95 persen (yoy) menjadi Rp61,13 triliun dengan share sebesar 38,04 persen dari total kredit yang disalurkan Bank Umum di Provinsi Sulawesi Selatan. Penyaluran kredit UMKM di Sulsel di dominasi oleh kredit usaha mikro sebesar Rp34,04 triliun dengan share sebesar 55,69 persen dari total kredit UMKM. Secara total, kredit UMKM telah disalurkan kepada 908.626 debitur.
Perkembangan Pasar Modal
Total SID investor pasar modal di Provinsi Sulawesi Selatan pada posisi Desember 2024 mencapai 400.517 SID atau tumbuh sebesar 25,68 persen (yoy). Dari total investor pasar modal tersebut, yang terbanyak adalah investor reksa dana mencapai 382.599 SID atau tumbuh sebesar 26,12 persen (yoy). Adapun nilai transaksi saham di Provinsi Sulawesi Selatan sampai dengan Desember 2024 sebesar Rp22,64 triliun, nilai ini meningkat 20,19 persen jika dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023.
Perkembangan Sektor Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun (PPDP)
Pada sektor PPDP, total penjaminan pada perusahaan penjaminan tumbuh 4,43 persen menjadi Rp738 miliar dan total aset dana pensiun tumbuh sebesar 3,77 persen menjadi Rp1,60 triliun per Desember 2024.
Sedangkan pada perusahaan perasuransian, total premi asuransi umum menunjukkan pertumbuhan sebesar 8,83 persen dan total klaim asuransi mengalami penurunan sebesar -8,82 persen. Di sisi lain total premi asuransi jiwa menunjukkan penurunan sebesar -11,03 persen dan total klaim asuransi jiwa meningkat sebesar 11,94 persen.
Perkembangan Sektor Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML)
Perkembangan sektor PVML di Provinsi Sulawesi Selatan posisi Desember 2024 (yoy) juga menunjukkan kinerja positif. Kinerja perusahaan pembiayaan mampu tumbuh positif, tercermin dari total piutang pembiayaan yang tumbuh 7,12 persen menjadi Rp18,98 triliun.
Begitu pula dengan total pinjaman yang disalurkan pada perusahaan pergadaian tumbuh 27,22 persen mencapai Rp7,57 triliun dan outstanding pinjaman pada fintech peer to peer lending yang tumbuh sebesar 50,59 persen menjadi Rp1,78 triliun dengan tingkat wanprestasi yang terjaga yaitu sebesar 1,59 persen.
Di sisi lain perusahaan modal ventura masih menghadapi tantangan, hal ini tercermin dari total pembiayaan modal ventura yang terkontraksi sebesar -14,33 persen.
Sampai dengan 28 Februari 2025, Kantor OJK Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat telah melaksanakan 17 kegiatan edukasi kepada masyarakat. Kegiatan ini mencakup berbagai bentuk pelaksanaan, seperti sosialisasi, workshop, dan program edukasi lainnya, dengan fokus utama meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat.
Kegiatan ini berhasil menjangkau sebanyak 218.375 peserta yang berasal dari berbagai kelompok, termasuk masyarakat umum, pelajar, mahasiswa, pelaku UMKM, perempuan, dan tenaga kerja di berbagai sektor.
Selain itu kegiatan edukasi Keuangan di Bulan Ramadhan yakni Gerak Syariah terus dilaksanakan dengan mekanisme kolaborasi Bersama pemerintah, universitas/perguruan tinggi juga stakeholder lainnya. Hingga Maret 2025 tercatat sebanyak 10 kegiatan yang melibatkan 97.610 peserta.
Kegiatan edukasi ini menjadi wujud nyata komitmen OJK dalam mendukung terciptanya masyarakat yang melek keuangan serta mampu mengakses layanan keuangan secara bijak. Tidak hanya itu, upaya ini juga memberikan manfaat langsung kepada pelaku UMKM melalui pelatihan cakap keuangan, yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Terkait layanan konsumen, per Februari 2025 terdapat 101 layanan konsumen yang terdiri dari 26 penerimaan informasi, 48 pemberian informasi, dan 27 layanan pengaduan.
Dari total layanan konsumen tersebut, sebanyak 55 layanan terkait perbankan, 20 layanan terkait perusahaan pembiayaan, Fintech layanan terkait Fintech, 1 layanan terkait Pergadaian, dan 1 layanan terkait asuransi. Sedangkan, untuk SLIK per 28 Februari 2025 adalah sebanyak 2.276 layanan. (*)